Karyawan sejatinya bukan hanya sebatas sumberdaya manusia saja, melainkan sudah menjadi aset bagi perusahaan. Hal bisa dilihat sebagus apapun sistem yang dibangun perusahaan, sebuah sistem tidak akan berjalan jika tidak didukung oleh SDM yang ditempatkan sesui dengan kemampuan di bidangnya masing-masing.
Dalam artian secara bisnis, karyawan merupakan aset yang bergerak dan dinamis. Karyawan bisa dikembangkan hingga tak terbatas jika dibandingkan dengan aset-aset lainnya yang berhenti kemampuannya hanya sesuai dengan spesifikasi teknis yang diberikan oleh produsennya.
Oleh karena itu ada 5(lima) alasan karyawan merupakan aset perusahaan yang utama:
- Merupakan sumber daya terbesar dan citra perusahaan.
- Merupakan cerminan dari bisnis.
- Proses rekrutmen itu mahal.
- Turnover karyawan juga tidak murah.
- Apresiasi karyawan berbanding lurus dengan profit.
Demikian penjelasan dari poin-poin tersebut:
- Organisasi bisnis yang menghargai karyawannya sering kali dapat berfungsi dengan baik dan cenderung berhasil meraup profit. Perusahaan yang baik memang semestinya menawarkan tunjangan finansial dan kesehatan bagi karyawan. Tidak hanya itu, bisnis tersebut juga menyediakan peluang pengembangan diri bagi karyawan serta inisiatif untuk memberi kembali kepada masyarakat. Kemudian apa timbal baliknya dari investasi ini? Sebagai timbal balik, karyawan cenderung menunjukkan peningkatan produktivitas dan loyalitas kepada perusahaan. Hal tersebut juga sering kali tercermin dalam keseharian karyawan di mana mereka memberikan performa terbaiknya. Sebagai contoh, kebanyakan orang yang harus melakukan perjalanan bisnis mungkin lebih memilih maskapai tertentu. Alasannya, staf maskapai tersebut terlihat senang, fokus, dan efisien. Dari sikap karyawan, kita bisa menduga bahwa maskapai tersebut memberikan apresiasi yang baik kepada karyawan. Apresiasi tersebut akhirnya berbuah citra yang baik bagi maskapai tersebut sebagai sebuah perusahaan yang baik.
- Jika kita memikirkan wajah dari bisnis kita diwakilkan dengan sampul iklan yang ditampilkan saja, sebenarnya itu tidak sepenuhnya benar, namun wajah cerminan yang sesungguhnya dari sebuah perusahaan adalah karyawannya. Bila retensi karyawan rendah dan masa kerja sangat singkat, bisnis anda tidak akan terlihat ‘cantik’. Investor atau klien akan menganggap bisnis kurang memperhatikan kesejahteraan karyawan. Beberapa dari anda mungkin berpikir, tidak mungkin klien atau konsumen memedulikan hal tersebut. Jangan keliru, perlakuan kurang baik perusahaan terhadap karyawan berisiko menurunkan pendapatan bisnis. Belum lama ini, sempat mencuat kasus tentang sebuah perusahaan produsen es krim yang disebut-sebut tidak memberikan tunjangan kesehatan yang layak. Lebih buruk lagi, tidak memberikan perlindungan atas kecelakaan kerja yang menimpa karyawan. Begitu kabar tersebut menyeruak ke permukaan, cukup banyak konsumen yang mengajak untuk melakukan boikot terhadap merek tersebut. Tidak sedikit juga yang langsung berhenti membeli produknya. Ini juga bisa terjadi pada bisnis anda, apapun bentuk dan model bisnis yang anda punya, baik itu retail, jasa maupun produksi masal.
- Ini salah satu yang kurang dijadikan perhatian bagi pelaku dan pemilik bisnis, bahwa proses rekrutmen itu mahal. Bukan hanya dari segi material saja, namun juga imaterial juga mahal, salah satunya ‘waktu’, ini yang sering tidak ternilai, waktu merupakan hal paling mahal di dunia dalam bentuk apapun itu juga. Belum lagi kalkulasi terkait cost opportunity sebab karyawan baru akan memasuki periode produktivitas rendah terlebih dahulu sebelum akhirnya menemukan ritme kerja yang tepat. Jadi, menyediakan lingkungan kondusif dan apresiasi yang layak supaya masa kerja karyawan panjang masih lebih cost effective dibandingkan merekrut karyawan baru.
- Turnover ini tidak akan terasa apabila sering dilakukan sebuah perusahaan, terutama perusahaan yang merasa memiliki calon kandidat karyawan yang berlimpah. Pertama, perputaran karyawan yang cepat itu mahal dari sisi sumber daya yang berharga. Hal tersebut juga akan memengaruhi karyawan lain dan klien. Akan ada timbul pertanyaan dari klien apabila karyawan tertentu yang sering berhubungan dengan dirinya sudah resign, “Oh, sudah resign ya? Saya biasanya dengan dia.” Ini adalah potensi terjadinya kehilangan klien yang sudah terbiasa dengan orang tertentu di perusahaan anda. Saat melihat rekan kerjanya banyak yang mengundurkan diri, karyawan lain akan mulai menganalisis lingkungan kerja dan mempertimbangkan untuk meninggalkan perusahaan. Sementara itu, ketika klien harus bertemu dengan staf baru terus-menerus dalam kurun waktu singkat, mereka akan kehilangan koneksi yang telah terbangun. Perlahan-lahan, klien juga akan bertanya-tanya, mengapa perusahaan tidak bisa menjaga retensi karyawan? Situasi ini dapat berdampak sangat merugikan dalam operasional bisnis harian.
- Bisnis yang memberikan gaji memuaskan, tunjangan memadai, waktu libur cukup, dan berbagai fasilitas lain berarti ada di jalur yang benar. Memberikan lebih dalam hal optimalisasi kesejahteraan karyawan tidak pernah salah. Perusahaan tersebut berpeluang lebih besar untuk maju dibandingkan organisasi bisnis yang tidak memperhatikan karyawannya dengan baik. Perlu diingat, apresiasi juga bukan hanya seputar materi atau pemenuhan finansial semata, melainkan bagaimana perusahaan memandang serta memosisikan karyawannya. Jadi, perspektif bisnis menganggap karyawan sebagai aset atau beban juga sangat krusial dalam menentukan bisnis akan maju atau tidak.
Kini, sudah banyak perusahaan yang berorientasi kepada karyawan. Jika bisnis anda belum memberikan perhatian dalam aspek tersebut, saatnya membuat perubahan dan jadikan bisnismu lebih maju dengan memahami bahwa karyawan merupakan aset. Pelajari lebih dalam mengenai pengembangan Organisasi dan SDM bersama kami, Quantum HRM Internasional, untuk bisnis anda dan organisasi yang sedang anda kembangkan agar melejit dan bertumbuh menuju bisnis yang berhasil dan sukses. Amin.
Michael Aditya H., ST., CH., CHt., CMM., CPNNLP.